Kamis, 29 September 2011

SEPULUH HAL YANG MEMBUAT IKLAN JADI MERAGUKAN

Kami sekeluarga sering memerhatikan berbagai detil iklan dan kemudian mendiskusikannya sambil lalu. Pokok perhatian kami sering liar ke mana-mana kalau sudah mengomentari iklan. Salah satu yang ingin kami kemukakan di sini adalah sepuluh hal yang membuat iklan menjadi meragukan kami dan atau konsumen lain yang teliti dan kurang kerjaan. Just kidding. Meragukan oleh karena dengan dimuatnya hal-hal itu keinginan menggebu untuk mengonsumsi produk tertentu menjadi pudar. Hal-hal itu terasa mengganggu oleh karena tidak ada penjelasan lebih lanjut. Paling maksimal diberi catatan 'Telepon layanan konsumen di ... ". Beli produk seharga Rp. 100 harus meluangkan waktu nelepon layanan konsumen? Apakah gerangan kesepuluh hal itu, ini dia:
  1. Selama persediaan masih ada. Nah, kapan konsumen tahu persediaan masih ada, atau bahkan tidak pernah ada? Tidak pernah satu pun penjual produk yang mengumumkan persediaan dimaksud secara terbuka dan meyolok sehingga konsumen bisa mengetahui, bukan?
  2. Syarat dan ketentuan berlaku. Nah, ini lagi! siapa yang membuat syarat untguk siapa dan apa urusannya tiba-tiba konsumen 'dipagari' dan dipaksa tunduk kepada syarat yang ditentukan sepihak demikian? Pilihan banyak, uang-uang konsumen sendiri, yang butuh siapa? Ha ha ha ... emosi.
  3. Diskon 70%, jual rugi, tidak cari untung. Wah, ini pedagang belajar teori pemasan dari siapa, ya? Siapa yang nggak geli dengan ikaln seperti ini? Yah, paling-paling membatin 'jangan-jangan harganya sudah dinaikkan sebelum didiskon'. Boleh to, mumpung membatin belum dikenai pajak?
  4. Awas atau hati-hati penipuan! Btw, masih ingat pepatah 'maling teriak maling'? 
  5. Hari ini bayar, besok gratis! Lah memangnya ada hari esok? Setiap hari yang dijalanai untuk bertransaksi kan 'hari ini'? Kira-kira dong kalau ngiklan.
  6. Bersambung ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar