Rabu, 28 September 2011

KEMATIAN-KEMATIAN YANG MENGEJUTKAN

Pagi ini (29/9) seorang teman kantor menceriterakan betapa terkejutnya ia saat mengetahui tetangganya meninggal di usia muda (katanya kelahiran 1969). Padahal, lanjut teman saya itu, beberapa jam sebelumnya suami teman saya itu baru saja bersua almarhum. Selidik punya selidik almarhum ternyata kena serangan jantung. Belum seminggu yang lalu, telah ada kematian-kematian yang mengejutkan seperti itu: seorang jendral purnawirawan yang mati di tengah acara keagamaan, seorang bayi 10 bulan yang mati di gendongan Budhenya, dan beberapa cerita jauh yang menyertainya. Kematian-kematian yang mengejutkan betapa seringnya kita temukan: dua saudara tulang punggung keluarga yang mati karena kendaraan yang mereka tumpangi ditabrak bus Sumber Kencono di Mojokerto, ibu dan anak tulang punggung keluarga yang mati sebagai korban tabrak lari di Bogor, seorang suami yang isterinya mati terinjak-injak saat hendak mencari selamat dalam kebakaran KMP Kirana, semua karena mati mendadak bahkan ada yang tidak sempat pamit. Namun, kepergian Hendra Cipta, Utha Likumahua, Jendral Kunarto, dan lain-lain pun juga mengejutkan meski jauh hari didahului sakit. Jadi? Ya, agaknya kematian -mendadak atau tidak- tetap mengejutkan. Alias, setiap kita yang masih hidup selalu tidak siap mengalami kematian orang lain. Apalagi jika yang mati itu memiliki hubungan emosional, tradisional, famili, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar