Rabu, 28 September 2011

Bayang-bayang Kebesaran Presiden Soeharto ...

Kami sekeluarga hidup dalam komunitas 'miskin' di lingkungan 'berada' bernama kampung Kemiri, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia. Kampung Kemiri berada tepat di ring satu UKSW. Karena itu tidak heran jika menjadi salah satu jantung perekonomian Salatiga. Sayang tidak semua masyarakat 'asli' Kemiri beruntung menikmati 'kemewahan' yang terjadi di kampung mereka. Banyak dari mereka yang menjual tanah dan menghidupi diri dari sektor informal: mengojek, kios mini, kos, cucian, dll. Nah, kemarin malam (Rabu, 28/9) seorang pengojek datang ke rumah untuk pinjam uang untuk melunasi cicilan motornya. Omong punya omong, si pengojek itu berkeluh kesah mengenai keadaan perekonomian yang tak kunjung membaik dan berpihak secara ramah kepada dirinya. "Masih mending zaman Pak Harto. Uang kita memiliki nilai yang sangat baik", katanya. Seorang teman yang mengantarnya membenarkan. Saya sendiri tidak kuasa menanggapinya demi mengetahui hati kecil saya juga membenarkan pernyatan itu. Sampai kami bubaran, kami bungkam seribu bahasa tentang kata-kata tadi. Apa makna kata-kata itu? Relevansinya dengan pemerintahan sekarang apa? Benarkah pemerintah setelah Presiden Soeharto demikian tidak mampunya sehingga gagal memenuhi tuntutan seorang tukang ojek agar nilai rupiah kembali membaik? Masih adakah kesempatan ke sana di tengah realitas yang memberhalakan 2014?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar